MalinKundang | Cerita dan Dongeng Anak Berbahasa Indonesia | Legenda Rakyat NusantaraMalin Kundang - Cerita dan Dongeng Anak persembahan Riri Story & Animat
Sewaktu kecil, kamu pasti sering mendengar dan membaca dongeng nusantara "Malin Kundang", entah di sekolah atau sebelum tidur. Sekarang, giliran kamu yang membacakan cerita Malin Kundang, dongeng dari Padang, Sumatera Barat itu kepada buah Kundang selalu digunakan untuk pengingat untuk anak kala tidak menurut. Ini adalah kisah anak durhaka yang dikutuk menjadi batu. Lalu, bagaimana cerita Malin Kundang ini, ya? Yuk simak ceritanya di bawah ini!1. Di Perkampungan Pantai Air Manis, hiduplah Mande Rubayah dan anak laki-lakinya, yaitu Malin KundangIlustrasi ibu dan anak laki-laki ElliottDahulu kala di Perkampungan Nelayan Pantai Air Manis, hiduplah seorang janda bernama Mande Rubayah dan anak laki-lakinya, Malin Kundang. Mande Rubayah sangat menyayangi dan memanjakan Malin. Malin pun tumbuh jadi anak yang rajin dan Mande Rubayah mulai menua, ia hanya bekerja sebagai penjual kue untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Suatu hari, Malin jatuh sakit. Tubuh Malin mendadak panas sekali. Mande Rubayah pun berusaha sekuat tenaga menyelamatkan usaha keras ibunya sampai mendatangkan tabib, nyawa Malin berhasil diselamatkan. Setelah sembuh, ibunya semakin sayang kepada Malin. Begitu pula dengan Malin, ia yang amat menyayangi Setelah dewasa, Malin berpamitan kepada ibunya untuk pergi merantau bersama kapal besarIlustrasi kapal besar Nguyen VinhKapal besar setahun sekali merapat ke Pantai Air Manis. Ketika sudah dewasa, Malin meminta izin ibunya untuk merantau dengan kapal itu. Awalnya ibunya ragu. Tapi dengan berat hati, akhirnya ia mengizinkan anaknya pun pergi berbekal tujuh bungkus nasi yang dibalut daun pisang dari ibunya. Malin juga menenangkan ibunya bahwa tidak akan terjadi apa-apa kepada dirinya di Mande Rubayah selalu mendoakan anaknya agar selamat di pelayarannyaIlustrasi berpisah Stock projectSetelah kepergian Malin, hari-hari terasa berjalan lambat bagi Mande Rubayah. Ia selalu memandang ke laut dan mendoakan anaknya agar selamat dalam Rubayah selalu menanyakan kabar Malin setiap ada kapal besar yang merapat. Namun, jawaban dari nahkoda dan awak kapal tidak ada yang memuaskannya. Malin pun tidak pernah menitipkan barang atau pesan apa Ibu Malin yang semakin tua, mengharapkan anaknya segera kembali kepadanyaIlustrasi ibu berdoa dan berharap Mande Rubayah yang tak putus-putusnya itu, terus dilakukan sampai ia semakin menua. Tubuhnya mulai dimakan usia dan jalannya mulai terbungkuk-bungkuk."Ibu sudah tua, Malin. Kapan kau pulang?" rintih Mande Rubayah tiap malam. Namun, Malin tak juga datang mengunjungi ibunya. Nahkoda kapal yang membawa Malin pun, membawa kabar kalau Malin sudah menikah dengan gadis Harapan Mande Rubayah terkabul. Ada kapal megah dan indah merapat ke pantaiIlustrasi kapal merapat AhmadKeyakinan Mande Rubayah diaminkan dengan kedatangan kapal megah. Penduduk perkampungan menyambut gembira kapal itu. Mereka berkumpul di sekitar kapal itu karena mengira itu milik sultan atau Rubayah pun turut berdesakan di dekat kapal. Ia melihat sepasang muda-mudi di anjungan kapal. Pasangan itu mengenakan baju berkilau dan tersenyum. Ibu Malin itu, mengetahui bahwa lelaki muda itu adalah anaknya. Baca Juga Ini 6 Pelajaran Penting tentang Dongeng di 'It's Okay to Not be Okay' 6. Mande Rubayah menyambut dan memeluk Malin karena takut kehilangan anaknya lagiIlustrasi ibu memeluk anak laki-laki Stock projectIbu Malin mendahului sesepuh kampung untuk menghampiri Malin. Ia langsung memeluk erat-erat seakan takut kehilangan anaknya lagi. Isak tangis Mande Rubayah pun pecah."Malin, anakku. Kau benar anakku, kan?" kata Mande. "Mengapa begitu lamanya kau tidak memberi kabar?" katanya lagi. Malin terkejut disambut oleh perempuan tua dan berpakaian compang-camping. Ia tak percaya bahwa perempuan itu Istri Malin merendahkan ibunya. Malin pun tidak mengakui ibunyaIlustrasi marah ezzMalin mengingat ibunya adalah perempuan tegar dan kuat menggendongnya ke mana saja sehingga ia tak percaya dengan orang yang memeluknya. Malin tidak sempat berpikir karena istrinya langsung mengatakan hal yang merendahkan."Wanita jelek inikah ibumu? Mengapa dahulu kau bohong padaku?" ucapnya sinis. "Bukankah dulu kau katakan bahwa ibumu adalah seorang bangsawan yang sederajat denganku?" tanyanya perkataan istrinya, Malin pun mendorong Mande Rubayah hingga terguling ke pasir. Ibu Malin tidak percaya akan perlakuan anaknya. Ia jatuh dan berkata, "Malin, Malin, anakku. Aku ini ibumu, Nak! Mengapa kau jadi seperti ini Nak?"8. Malin bersikap kasar kepada ibunya dan meninggalkan Pantai Air ManisIlustrasi kapal berlayar tidak peduli perkataan ibunya. Ia tidak mau mengakui ibunya karena malu kepada istrinya. Mande bersujud di kaki Malin dan hendak memeluk kakinya. Namun, Malin malah menendangnya."Hai, perempuan gila! Aku bukan anakmu! lbuku tidak seperti engkau, melarat dan kotor!" kata Malin kepada ibunya. Mande Rubayah pun pingsan. Ketika ia tersadar, pantai sudah sepi dan kapal Malin sudah pergi Mande Rubayah berdoa dengan pilu dan cuaca pun tiba-tiba berubahIlustrasi kilat PlenioHati Mande Rubayah perih seakan ditusuk-tusuk. Ia tak menyangka anak laki-laki kesayangannya, tega kepada ibunya sendiri. Ia menengadahkan tangan ke langit dan berdoa dengan hati pilu.“Ya, Tuhan, kalau memang dia bukan anakku, aku maafkan perbuatannya tadi. Tapi, kalau memang dia benar anakku yang bernama Malin Kundang, aku mohon keadilanmu, ya Tuhan!” ucapnya pilu sambil cuaca di tengah laut yang cerah berubah menjadi gelap. Hujan lebat turun. Badai dan petir menghantam kapal Malin Badai menghancurkan kapal Malin Kundang dan tampak sebongkah batu menyerupai tubuh MalinBatu Malin Kundang yang datang tiba-tiba itu, menghancurkan kapal Malin Kundang hingga berkeping-keping. Puing kapalnya terbawa sampai ke pantai. Pagi harinya, terlihat puing kapal Malin Kundang yang terdampar telah menjadi Malin Kundang pun turut menjadi batu. Ia dikutuk oleh ibunya karena durhaka. Di sela-sela batu, ikan teri, ikan belanak, dan ikan tenggiri berenang. Ikan itu berasal dari tubuh istri Malin yang mencari cerita Malin Kundang yang durhaka terhadap ibunya. Pesan yang bisa disampaikan ke anak dari kisah ini adalah sayangilah orangtua ketika gembira atau sedih. Jangan lupakan jasa mereka yang telah menyayangimu! Baca Juga Pentingnya Media Dongeng pada Masa Tumbuh Kembang Anak .
  • lox6urmdxk.pages.dev/437
  • lox6urmdxk.pages.dev/86
  • lox6urmdxk.pages.dev/139
  • lox6urmdxk.pages.dev/80
  • lox6urmdxk.pages.dev/452
  • lox6urmdxk.pages.dev/6
  • lox6urmdxk.pages.dev/451
  • lox6urmdxk.pages.dev/481
  • cerita rakyat bahasa jawa malin kundang